Sanatha Widya Dharma

Kasta Di Bali Tanpa Disadari Penyebabnya Kita (Memang) Mengakui



“Om Swastyastu”
 
Kasta di Bali
Sulinggih Bukan Berdasarkan Kasta
Haii...sobat katibambung blog, apa kabar hari ini? Masih sehat? Cerdas? Ceriaa?
Sekarang katibambung blog akan membahas mengenai kasta di Bali, tapi sebelum itu bagi sobat yang tidak kuat diracuni pikirannya sehingga terprovokasi oleh tulisan di katibambung blog lebih baik kuatkan dulu imannya baru lanjutkan baca tulisan ini..# heheh 😊😊

Membahas masalah kasta di Bali sudah banyak blog ataupun forum-forum diskusi yang
membahasnya, bagi mereka yang sok tahu dan berpikiran feodal pasti secara tidak langsung berusaha meyakinkan bahwa di Bali sistem kasta memang berlaku sedangkan mereka yang berpikiran luas dan secara intelektual bagus akan menolak bahwa Bali dikatakan menerapkan sistem kasta. 😒
Hal yang sangat disayangkan adalah mereka yang mengikuti diskusi sebagai pendengar setia (tidak berpendapat, entah mengerti, paham, atau malah bingung apa yang dibahas) malah meyakini bahwa Bali menerapkan sistem kasta. Kasta di Bali sering dikaitkan dengan ajaran agama Hindu, itu katibambung blog ketahui dari mereka yang sok tahu tentang agama Hindu dan Bali.
Istilah kasta di Bali merupakan warisan dari penjajah dulu yang berusaha memecah belah kedaulatan Bali, tapi bukan hanya zaman dahulu sekarang pun masih ada usaha memecah Bali seperti cara para penjajah. “Misalnya ?” adu domba antar sesama masyarakat Bali ya seperti saat ini membangkitkan lagi istilah-istilah kasta padahal yang ada adalah catur warna yaitu pembagian kelompok masyarakat berdasarkan profesi atau keahlian bukan berdasarkan kelahiran. 😑

Dilayani dan duduk lebih tinggi bukan karena kasta


Lalu gelar Ida Bagus, Gusti, Dewa, Anak Agung Gimana Ceritanya?” Menurut buku yang katibambung blog temukan, bahwa gelar tersebut diberikan sebagai tanda penghargaan bagi orang yang telah berjasa pada kerajaan (pemerintahan raja Dalem), anehnya entah mengapa gelar tersebut diberikan atau diturunkan juga kepada keturunannya, malah dengan bangganya diberikan kepada anaknya. Mungkin saja agar dihormati di masyarakat, tapi bagi katibambung blog itu tidak berpengaruh sebab yang katibambung blog hormati yaitu orang tua, ayah ibu, dan orang suci seperti pedanda atau pemangku. Mau itu pakai nama ida bagus tapi kalau kelakuannya mirip Xianjing maaf saja ya...mau dihormati? πŸ˜‚πŸ˜‚



Pernah suatu ketika katibambung blog tersesat tak tahu arah jalan pulang setelah sembahyang dari Pura Besakih bertemu dengan seseorang di jalan dan sebelum menjawab pertanyaan katibambung blog Beliau balik bertanya dengan pertanyaan ‘sapunapi antuk linggih duwene’ (bagaimana kedudukannya, merujuk ke istilah kasta) dengan enteng katibambung blog jawab ‘tiyang paling Kadek’ (nama saya kadek) kemudian beliau pun tersenyum dan menjawab pertanyaan katibambung blog, sengaja memang dijawab seperti itu karena katibambung blog tidak kenal istilah kasta. 😁

Tapi Kenapa Kok Sampai Sekarang Kasta Dianggap Berlaku di Bali ?” penyebabnya yaitu doktrin yang kuat dari penjajah terdahulu selain itu juga kurangnya minat baca masyarakat sehingga informasi lebih banyak didapat dari mendengar, bila informasi didengar dari mulut orang yang membaca buku tidak masalah, lha gimana kalau dari orang yang membaca di internet? Apalagi dari forum diskusi entah yang ikut diskusi paham atau sekedar astik (asal ketik). Hmmm....Sepertinya masih meragukan.

Tapi menurut katibambung blog penyebab yang lumayan fatal yaitu dari lagu-lagu berbahasa Bali, sebab diliriknya secara tidak langsung menyiratkan bahwa memang benar di bali ada sistem kasta sehingga dibuatkan lagunya. Seandainya lagu tersebut tidak dinyanyikan oleh orang Bali, dan tidak menggunakan bahasa Bali dan satu lagi tidak untuk masyarakat Bali maka tidak menjadi masalah. 😈😈

 "Kan tidak ada hubungannya lagu dengan kenyataan, bisa saja itu hanya karangan dan fantasi penyanyinya!?" bila di luar negeri sana ada penelitian tentang pengaruh lagu, bayi dalam kandungan diberi lagu klasik (Woles) akan tenang dan nyaman, sedangkan bayi yang diputarkan lagu semacam rock cenderung gelisah atau aktif. selain itu, bila lagu tidak berpengaruh mengapa setiap negara memiliki lagu kebangsaan? mengapa tidak ada lagu tentang PKI padahal PKI itu sudah tidak ada? 
bila pemirsa mau membuktikan sendiri, bisa dicoba dengan memutar lagu-lagu sedih setiap malam sebelum tidur dan lihat bagaimana perubahannya, nanti kabari katibambung blog ya? 😨😨

ini Link Lagunya :
Dari isi lagu diatas secara nyata mengungkapkan bahwa kasta menyebabkan perpisahan, perbedaan, dan kasta menjadi suatu penghalang walaupun tidak secara langsung merujuk bahnwa Bali menerapkan kasta. Dari sekian lagu tersebut, adakah masyarakat yang memprotes atau menyatakan kurang setuju? Yang katibambung blog tahu masyarakat adem ayem tidak ada reaksi penolakan yang artinya terima bahwa kasta itu memang ada ya walaupun hanya dalam nyanyian. tapi orang luar tidak tahu dan tidak mau mengerti hal itu, iya kan? 😟😩

Saran dari katibambung blog, boleh membuat lagu asalkan isi atau liriknya memiliki nilai edukatif atau mendidik masyarakat bukannya cuma mengikuti selera pasar seperti akhir-akhir ini lagu Bali liriknya cuma berkutat pada selingkuh, ajakan untuk selingkuh, atau pengen selingkuh entahlah mungkin penyanyinya yang doyan selingkuh atau mungkin belum kesampaian selingkuh...ekekek #Nyindir keras. πŸ™†πŸ˜Ή

itu menurut katibambung blog, menurut sobat Gimana? Tulis di komentar ya πŸ‘‡πŸ‘‡

0 Response to "Kasta Di Bali Tanpa Disadari Penyebabnya Kita (Memang) Mengakui"

Posting Komentar

Mari berdiskusi yang sehat :)