“Om Swastyastu”
Kalau ada waktu, bisa baca ini :
Antara Ulang Tahun Dengan Otonan, mana yang terbaik?
Karmaphala Bisa Diwariskan, ini penjelasannya
Hal yang Jarang Diketahui Pada Babi Guling
Selamat malam semeton KatibambungBlog?
Bagaimana malam ini sudah makan? Nanti biar kuat menghadapi kenyataan setelah terbangun dari mimpi...heheh ππ
Sekarang KatibambungBlog akan membahas Bhagawadgita sloka IV.11 karena sloka ini
Sekarang KatibambungBlog akan membahas Bhagawadgita sloka IV.11 karena sloka ini
menurut KatibambungBlog
sering disalah artikan bagi mereka yang katanya paham atau entah Cuma
gaya-gayaan biar dianggap paling paham ayat suci...wekekekee π
π
Hal itu sering KatibambungBlog
amati ketika ada diskusi di forum agama (Hindu) yang membahas menganai suatu
upacara adat yang berbeda antar wilayah, ataupun membahas tentang agama lain
tapi mencari pendapat pada umat Hindu. Sebagaian besar ada yang menjawab
menurut pendapatnya tapi ada yang menggunakan sloka pada Bhagawadgita, entah ia
paham atau sekedar ikut-ikutan KatibambungBlog juga kurang mengerti. Bahkan
sloka ini juga sering digunakan bagi sales agama agar meninggalkan agama Hindu .
Bhagawadgita IV.11 bunyinya
yaitu :
“ Jalan manapun ditempuh
manusia
Kearah-Ku semuanya Ku-terima
Dari mana-mana semua mereka
Menuju jalan-Ku oh Parta”
Bila kita kaji dan pahami
lebih dalam lagi bunyi sloka diatas ada kata “Jalan manapun” dan kata “menuju
jalan-Ku” yang dimaksud sebagai “jalan” yang di atas dijelaskan juga pada
Bhagawadgita yang dikenal dengan Catur Marga atau Catur Yoga. Umat Hindu
mengetahui dan mengenal ada empat Marga (jalan) yang disebut dengan Catur Marga
(= catur yoga) yang kurang lebih artinya empat jalan atau usaha yang bisa
ditempuh atau digunakan untuk mendekatkan diri dan memuja Tuhan. Sehingga yang
dimaksud “jalan” bukan berarti agama. Anehnya ada yang mengartikan kata "jalan" sebagai agama, sehingga dianggap apapun agama adalah sama sebab menuju padanya. Tapi bila dikaji lebih jauh, konsep dan tujuan setiap agama itu berbeda, "Apa Bedanya?" Nanti KatibambungBlog bahas deh..
Kalau ada waktu, bisa baca ini :
Antara Ulang Tahun Dengan Otonan, mana yang terbaik?
Karmaphala Bisa Diwariskan, ini penjelasannya
Hal yang Jarang Diketahui Pada Babi Guling
Empat jalan tersebut yaitu pertama
terdiri dari Bhakti marga (Bhakti Yoga) yaitu suatu usaha menghubungkan diri
pada Tuhan dengan cara sujud bhakti, menyucikan pikiran, mengagungkan
kebesaran-Nya. Dalam Bhakti Marga umat Hindu membuat berbagai sarana sebagai
media mendekatkan diri pada Tuhan misalnya arca, pratima,meru, upakara,
upacara, dan padmasana.Jalan kedua yaitu Karma Marga (karma yoga)
yaitu usaha menghubungkan diri pada tuhan melalui perbuatan kebajikan, kerja
tanpa terikat oleh keinginan dan nafsu pada pahala, sehingga menimbulkan
kebahagiaan semua makhluk.
Jalan ketiga disebut Jnana
Marga (jnana yoga) yaitu usaha untuk menghubungkan diri pada Tuhan melalui ilmu
pengetahuan contohnya belajar dan memahami kitab suci, mengajar atau memberi
pemahaman pada orang lain. Jalan keempat yaitu Yoga Marga (raja yoga) yaitu
usaha menghubungkan diri pada Tuhan melalui Tapa, Brata, Yoga Samadhi.
“Bisakah saya hanya
menggunakan satu jalan untuk memuja Tuhan”. Jawabannya menurut
KatibambungBlog tidak bisa sebab pada dasarnya keempat jalan diatas tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Contoh mengutamakan memilih Bhakti marga
yaitu mendekatkan diri dengan cara sembahyang menggunakan sarana upakara.
Pembuatan sarana upakara tentu bukan sembarangan harus ditunjang dengan sastra
atau pengetahuan untuk membuat upakara (Jnana Marga) yang dilandasi oleh rasa tulus ikhlas tanpa
mengharapkan pahala serta upakara tersebut harus diwujudkan dalam bentuk
“benda” yang artinya kita harus bekerja atau berbuat(Karma marga). Proses
pembuatan upakara bukan sedetik dua detik maka membutuhkan kesabaran,
konsentrasi, pengendalian diri yang termasuk kedalam Yoga marga.
Seandainya hanya memilih
Bhakti Marga KatibambungBlog yakin orang tersebut tidak akan berbuat apa-apa
karena untuk mewujudkan Bhakti tentu harus berlandaskan Jnana (Pengetahuan) dan
melakukan tindakan (karma) dan pastinya harus dikendalikan melalui jalan Yoga.
KatibambungBlog membuat
tulisan ini bukan berarti KatibambungBlog paling paham dan paling mengerti
kitab suci, hanya saja kita harus saling mengingatkan agar tidak ada kekeliruan
diantara umat Hindu gara-gara ulah oknum yang sok paham kitab suci, itupun sehabis baca di internet. Bagi yang ingin berpendapat atau menyampaikan apa yang ada di pikirkannya tak ada yang melarang asal jangan lupa diisi kata "menurut pendapat saya" atau akan lebih baik juga mencantumkan sumber bila baca dari buku agar pengetahuan kita semua bertambah.
Seperti kita tahu bersama dharma wacana ataupun pencerahan terhadap umat Hindu sangat jarang ( jarang ada yang menonton) kalaupun ada di TV nasional itupun jam tayangnya saat kita semua terlelap. Apakah ada pemirsa disini setiap hari bangun subuh demi menonton dharma wacana agama Hindu?? Kalau bangun demi nonton bola kayaknya banyaak...wkwkwk ππ
Seperti kita tahu bersama dharma wacana ataupun pencerahan terhadap umat Hindu sangat jarang ( jarang ada yang menonton) kalaupun ada di TV nasional itupun jam tayangnya saat kita semua terlelap. Apakah ada pemirsa disini setiap hari bangun subuh demi menonton dharma wacana agama Hindu?? Kalau bangun demi nonton bola kayaknya banyaak...wkwkwk ππ
Itu menurut katibambung blog,
menurut semeton Gimana? Tulis di kolom komentar ya?? ππππ
0 Response to "Memahami Kembali Bhagawadgita Sloka IV.11 Bukan Pembenaran Pindah Agama Karena Menganggap Semua Agama Sama"
Posting Komentar
Mari berdiskusi yang sehat :)