Haii..haii sahabat katibambung blog, bagaimana harinya sobat saat ini ? ๐๐
Apakah semua berjalan sesuai rencana ? Atau ada hal tidak terduga yang
terjadi ? tapi apapun itu, pasti yang terjadi adalah yang terbaik untuk kita semua.
Pada artikel racun sebelumnya Katanya Biaya Pernikahan di Bali Mahal katibambung
sudah membahas mengenai upacara pernikahan yang “dikatakan mahal”
selain itu sudah di membahas mengenai upacara byakaon atau biakala bacanya disini hamil sebelum menikah, apakah perlu melaksanakan biakaon. Sekarang akan melanjutkan bahasan tentang
pengaruh hamil sebelum upacara pernikahan yang sah. “Kenapa Ada Pengaruhnya ?” setiap
apapun yang terjadi tanpa kita sadari pasti memiliki dampak baik-buruk
yang harus diterima, nah sekarang katibambung blog akan membahas
mengenai dampak negatif atau dampak buruk yang akan terjadi apabila
hamil
sebelum
upacara pernikahan yang sah atau tidak sesuai tata cara yang sudah
diajarkan. Oke..oce terlalu puaanjjang pidatonya, langsung saja.
Eeiittss....tapi sebelum itu kita simak dulu cerita tentang kelahiran
Rahwana, Kumbhakarna, Surpanaka dan Wibhisana, dan kelahiran Karna
(Radheya) putra Ibu Kunti.
Kalau ada Kuota, bisa baca ini :
Jangan Salah, Pakaian Adat Bali Bukan Pakaian Agama
Karmaphala Bisa Diwariskan, Ini Penjelasannya
Mengapa Kita Harus Menikah?
Ceritanya
pertama yaitu ada seorang bhagawan sakti bernama Wisrawa, atas perintah
atau permintaan dari anaknya beliau menemui Dewi Sukesi. Kedatangan
bhagawan sebenarnya adalah untuk melamar Dewi Sukesi tetapi karena
melihat kecantikannya beliau tergoda hingga lupa diri dan lupa dengan
tujuan awalnya yaitu untuk melamarkan Dewi Sukesi untuk anaknya. Tapi
yang terjadi, Dewi Sukesi malah dikawini dirinya sendiri (Wisrawa).
Ketika melakukan senggama dengan Dewi Sukesi, yaitu hanya karena
semata-mata dorongan nafsu birahi. Mereka berdua bukanlah suami-istri
yang sah. Akibat perkawinan itu, lahirlah Rahwana, Surpanaka,
Kumbakarna.
Setelah
sekian lama akhirnya Bhagawan Wisrawa dan dewi Sukesi menyadari bahwa
perbuatan yang dilakukannya terdahulu menyalahi aturan dan tidak pantas
dilakukan oleh seorang bhagawan. Akhirnya mereka sadar bahwa hanya
sepasang suami-istri yang sah, yang bisa melakukan hubungan senggama.
Akhirnya mereka berdua melaksanakan upacara pernikahan yang sah secara
hukum negara dan hukum agama, karena dilandasi oleh kesadaran serta budi
yang luhur, maka lahirlah Wibisana, manusia bijaksana dan berbudi
luhur.
Cerita
kedua yaitu lahirnya Karna (Radheya) putra pertama Ibu Kunti. Pada
suatu hari Kunti mendapat anugerah mantra dari gurunya karena ia sudah
menjadi murid yang terbaik dan mampu melayani gurunya. Karena pelayanan
tersebut ia mendapat anugerah mantra yang mampu memanggil dewa siapapun
yang diucapkan bersama mantra tersebut dan dewa tersebut akan
menganugerahkan seorang putra tetapi ia akan tetap seperti gadis kembali
walaupun sudah mengandung anak. Pada suatu sore ia melihat sunset yang
sangat indah melalui balkon istananya, karena keindahan sinar matahari
senja kemudian Kunti ingin mencoba kesaktian mantra tersebut. Setelah
mengucapkan mantra muncullah Dewa Surya di hadapan kunti, karena sudah
dipanggil maka Dewa Surya Harus menganugerahkan putra pada Kunti,
walaupun Kunti sudah menolak karena ia belum menikah tetapi sesuai
dengan khasiat mantra tersebut maka Dewa Surya tetap menganugerahkan
putra.
Dengan
perasaan takut dan malu karena ia mengandung tetapi belum menikah
selain itu juga ia merupakan putri seorang raja, maka ia menyembunyikan
kehamilannya serta membuang putranya (Karna) melalui aliran sungai untuk
menutupi aibnya. Singkat cerita setelah Karna besar karena diangkat
anak oleh seorang kusir kerajaan, Karna digambarkan memiliki sifat
pemberontak (menolak aturan yang berlaku dimasyaraka) serta jarang mau
menuruti orang tuanya, dan ia ingin dihormati oleh orang lain sehingga
ia terperangkap dalam persahabatan dengan Duryodhana.
Sedangkan
kelahiran Yudistira, Arjuna, Bima, sesuai dengan aturan (Lahir setelah
upacara pernikahan) sehingga lahirlah manusia unggul yang memiliki
budipekerti, sifat, dan sikap layaknya seorang dewa.
Selain
itu cerita kelahiran Rama, Laksmana, Bharata, dan Satrughna yaitu Raja
Dasaratha sebelum “Membuat anak” beliau memohon pada para dewa agar
berkenan menganugerahkan putra pada dirinya. Karena ketulusan hati tanpa
hawa nafsu maka Awatara Dewa Wisnu turun kedunia dalam sosok seorang
Rama. Karena untuk menghadirkan awatara dewa tidak mudah, beliau hanya
turun kepada manusia yang memiliki kualitas unggul.
Nah
dari kedua cerita di atas, dapat katibambung blog simpulkan bahwa
kehamilan sebelum melakukan upacara pernikahan yang sah memiliki dampak
yang kurang baik bagi orang tua ataupun keluarga secara keseluruhan. sesuai cerita di atas anak yang lahir sebelum upacara pernikahan memiliki sifat-sifat kurang baik, tapi bukan berarti semua anak yang lahir sebelum upacara pernikahan memiliki sifat yang kurang baik lho pemirsa :) tapi anak akan cenderung memiliki sifat dan sikap kurang baik. Adapun dampak lain dari kehamilan
sebelum upacara pernikahan versi katibambung blog yaitu : (walaupun
tidak ada penelitian ilmiah tetapi secara empiris sudah dilakukan
penelitiannya, jangan tanyakan darimana sumbernya..#hehehe)
1. Dampak Psikologis
Coba
pemirsa tanya pada ayahnya atau lihat secara langsung bagaimana suasana
hati atau kejiwaan ibunya ketika hamil, atau pemirsa yang sudah menikah
pasti lebih tau bagaimana kondisi kejiwaan atau suasana hati istrinya
pasti mudah berubah-ubah. 5 menit yang lalu masih bisa senyum 1 jam
kemudian bisa terlihat murung semua itu karena faktor kehamilan sehingga
ibu hamil psikologisnya harus tetap dijaga agar stabil sehingga tidak
berpengaruh pada janinnya kelak. Nah bagaimana bila wanita hamil sebelum
pernikahan? Apalagi ia masih sekolah atau belum siap untuk menikah ?
pasti beban psikologisnya dua kali lebih berat, sehingga bisa
berpengaruh terhadap janin dalam kandungannya, dan yang lebih parah
karena malu bahkan nekat untuk menggugurkan kandungan paling sadis
adalah bunuh diri atau dibunuh pacarnya karena tau sendiri lah
pemirsa... berita di koran banyak silahkan cari lagi.
2. Dampak Ekonomi
Karena
kehamilan tidak direncanakan, maka pernikahan juga tanpa rencana dan
semua serba tergesa-gesa agar pihak keluarga mempelai tidak malu karena
tamu undangan bertanya kok si wanita buncit ? nanti dikira cacingan lho,
tuh kan malu #WKwkwk
adanya
tambahan anak manusia dalam rumah tangga dengan pernikahan yang tidak
direncanakan karena hamil duluan maka beban ekonomi jadi bertambah
apalagi bagi anak sekolahan sudah hamil dan prianya pengangguran atau
anak mama (Ya iayalah, masak anak kadal) dan yang lebih parah si pria
masih sama-sama sekolah pasti ekonomi keluarga seperti syahrini,
maju-mundur-maju-mundur-cerai..cerai..#hehehe
jika sudah punya warisan, dampak ekonomi bisa dikecualikan
jika sudah punya warisan, dampak ekonomi bisa dikecualikan
Jadi
harus dipikir-pikir lagi bila ingin hamil sebelum ekonomi stabil atau
ingin nikah muda atau masih jiwa muda tapi fisik udah tua #Ekekekek...
dan satu hal jangan percaya bila pemirsa pernah baca artikel “Nikahi aku
dulu, urusan harta kita cari nanti bersama”, memangnya yang nulis itu
artikel udah nikah? ia memang ada yang setelah nikah kaya raya, tapi
berapa persentasenya? Lebih baik secara ekonomi dan emosi matang baru
nikah, sesekali tiru prinsip manusia barat tidak ada salahnya. Belum
pernah dengar berita orang cerai karena masalah ekonomi ? susu anak
mahal lho, tapi susu emaknya gratis bagi si suami kalau masih
dikasi...#PPfffffttttt......๐ต
3. Dampak Bagi Anak dan Dampak Sosial
Ini
adalah dampak yang paling permanen tapi jarang ada yang memperhatikan.
Ya dampak bagi anak yang hadir karena tanpa direncanakan apalagi ada
sebelum upacara pernikahan. Sesuai cerita di atas bagaimana sifat dan
sikap dari Rahwana, Kumbhakarna, Surpanaka, yang ada karena dorongan
nafsu dari si pembuatnya begitu juga Karna hadir akibat dari kesalahan
Ibu Kunti. Bila di Amerika sana sudah diadakan penelitian jika anak
hasil dari perkosaan memiliki sifat dan karakter yang susah diatur,
cenderung nakal, memiliki sifat yang lebih banyak buruknya. “Tapi Karakter dan Sifat Anak Juga Tergantung Dari Pola Asuh ?” ia
memang pola asuh juga berpengaruh, tapi ibarat kata guci yang dibuat
dengan asal-asalan serta bahan yang kurang bermutu dan tanpa
memperhatikan proses maka pembakaran dan cat hanya akan merubah sedikit
dari guci tersebut. Pemirsa tahu kan maknanya?
Yang
ini Tidak kalah penting, di beberapa tempat yang memiliki aturan adat
ketat bagi yang hamil diluar nikah akan dikenai sanksi adat berupa denda
atau sanksi bahkan sosial dikucilkan oleh masyarakat.
Jadi
Menurut sobat Gimana? Mau hamil sebelum upacara pernikahan
menghasilkan anak seperti rahwana, kumbakarna, surpanaka atau setelah
upacara pernikahan layaknya kualitas Yudistira, arjuna, bima? tulis di
kolom komentar ya? ๐๐
##
Tulisan ini katibambung blog buat tidak ada niat atau unsur
mempengaruhi, menyindir, merendahkan, menghina pemirsa yang sudah hamil
sebelum upacara pernikahan. Hanya saja katibambungBlog mengalami
kekecewaan karena wanita yang katibambungBlog kagumi hamil sebelum
upacara pernikahan...#Hihihi Maaf Curhat ๐บ ๐ฎ ๐ฐ
Eh sebelum selesai bisa juga baca penyebab wanita menstruasi dilarang masuk ke pura dan ini lagi Pakaian adat Bali Bukan pakaian agama
Eh sebelum selesai bisa juga baca penyebab wanita menstruasi dilarang masuk ke pura dan ini lagi Pakaian adat Bali Bukan pakaian agama
0 Response to "Ini Dampak Buruk yang Akan Terjadi Bila Hamil Sebelum Menikah"
Posting Komentar
Mari berdiskusi yang sehat :)